NU Online Hadirkan Dr. Laily Abida: Mengungkap Pesantren Al-Hikam sebagai Pusat Pendidikan Mahasiswa Berbasis Pesantren



Dr. Laily Abida, M.Psi., Psikolog. putri kelima KH. A. Hasyim Muzadi

STAIMA - NU Online menghadirkan konten kreatif inspiratif bersama Dr. Laily Abida, M.Psi., Psikolog, yang juga merupakan putri kelima KH. A. Hasyim Muzadi serta Wakil Ketua 1 STAIMA Al-Hikam Malang.

Dalam kesempatan ini, Dr. Laily membahas tema menarik: "Mengenal Pesantren Al-Hikam: Pusat Pendidikan Mahasiswa Berbasis Pesantren," yang mengupas sejarah, konsep, serta peran strategis pesantren dalam membangun generasi unggul.

Pesantren Mahasiswa Al-Hikam berdiri atas gagasan besar KH. A. Hasyim Muzadi yang menginginkan keselarasan antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama. Gagasan tersebut diwujudkan dalam konsep pendidikan berbasis pesantren khusus bagi mahasiswa, dengan harapan mencetak kader intelektual yang memiliki pemahaman agama yang kuat serta siap menghadapi realitas sosial. Al-Hikam resmi berdiri pada 21 Maret 1992, bertepatan dengan Nuzulul Qur’an 17 Ramadan 1413 H.

Sejak awal berdiri, Al-Hikam menjadi satu-satunya pesantren yang mewadahi mahasiswa, yang kemudian disebut "mahasantri." Dari awalnya hanya berjumlah kurang dari 10 orang, kini Al-Hikam telah berkembang pesat dan melahirkan banyak alumni yang tersebar di berbagai penjuru dunia, termasuk di Amerika Serikat, Australia, dan Inggris.

Sebagai warisan pemikiran KH. A. Hasyim Muzadi, Al-Hikam menerapkan tiga pilar utama dalam sistem pendidikannya:

  1. Amaliah Agama: Menanamkan nilai-nilai keagamaan yang aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Prestasi Ilmiah: Mendorong keunggulan akademik bagi para mahasantri.
  3. Kesiapan Hidup: Membekali mahasantri dengan keterampilan yang relevan untuk menghadapi kehidupan setelah lulus.

Pilar-pilar ini menjadi dasar bagi seluruh sistem pembelajaran di STAIMA Al-Hikam Malang, yang resmi berdiri pada tahun 2003. Berawal dari hanya memiliki satu program studi, kini STAIMA berkembang dengan berbagai jurusan, termasuk Program Pascasarjana dan Program Studi Ekonomi Syariah yang baru saja diluncurkan.


Salah satu inovasi pendidikan di Al-Hikam adalah Festival Ilmiah Santri (FIS), yang berawal dari diskusi kecil di Masjid Al-Ghazali dalam lingkungan pesantren. FIS pertama kali digelar pada akhir tahun 2023, dan kini kembali diadakan pada awal tahun 2025 setelah melalui persiapan matang. Acara ini menjadi ajang diskusi ilmiah yang mengundang narasumber kompeten serta membuka kesempatan bagi mahasantri untuk menggali wawasan lebih luas.

Dr. Laily Abida berharap, Festival Ilmiah Santri tidak hanya berskala nasional, tetapi juga dapat berkembang menjadi ajang diskusi internasional dengan keterlibatan alumni yang kini menempuh pendidikan di luar negeri. Dengan dukungan teknologi yang semakin maju, Al-Hikam bertekad menjadi pusat pembelajaran yang tidak hanya menanamkan ilmu agama, tetapi juga membangun keterkaitan dengan berbagai disiplin ilmu lainnya.

Sebagai pesantren yang berkomitmen pada pendidikan berkualitas, Al-Hikam terus berinovasi dalam menyelenggarakan sistem pembelajaran yang integratif antara ilmu agama dan ilmu umum. Konsep ini sejalan dengan visi KH. A. Hasyim Muzadi bahwa ilmu agama dan ilmu umum tidak boleh dikotakkan, tetapi harus saling mendukung.

Dengan berbagai perkembangan ini, Al-Hikam semakin mengukuhkan posisinya sebagai pusat pendidikan berbasis pesantren bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan potensi akademik dan spiritual secara seimbang. Tidak hanya mencetak lulusan yang unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter kepemimpinan dan pengabdian yang tinggi terhadap masyarakat.

Sebagai institusi pendidikan yang terus berkembang, Al-Hikam siap menjadi pilihan utama bagi mahasiswa yang ingin meraih pendidikan berbasis pesantren dengan kualitas akademik terbaik. Sebuah rumah bagi para pencari ilmu, tempat di mana intelektualitas dan spiritualitas bertemu dalam harmoni yang sempurna.