Dr. Laily Abida Dorong Penguatan Studi Gender dan Inklusi Berbasis Nilai Islam

  • M. Miftahul Aziz, M.Pd.
  • Disukai 0
  • Dibaca 4 Kali
Dr. Laily Abida Dorong Penguatan Studi Gender dan Inklusi Berbasis Nilai Islam

STAIMA - Ketua 1 STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang, Dr. Laily Abida, S.Psi., M.Psi., Psikolog, yang juga putri kelima almagfurlah KH. Hasyim Muzadi, tampil sebagai pemateri utama dalam kegiatan pelatihan bertajuk Bimbingan Konseling bagi Konselor dan Tenaga Paralegal.

Acara tersebut diselenggarakan oleh Fatayat NU Jawa Timur bersama LKP3A (Lembaga Konsultasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Fatayat NU Jatim. (25/10).

Pelatihan ini menjadi ajang penting dalam memperkuat peran perempuan NU dalam memberikan layanan bantuan langsung kepada korban kekerasan perempuan dan anak, serta mengembangkan strategi pencegahan kekerasan berbasis nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan.

Dalam pemaparannya, Dr. Laily Abida menegaskan pentingnya pendidikan studi gender, inklusi, dan anak yang berakar pada nilai-nilai Islam dan digerakkan melalui semangat Nahdlatul Ulama. “Pendekatan gender berbasis keislaman bukan hanya berbicara kesetaraan, tetapi juga tanggung jawab moral dan spiritual dalam membangun tatanan masyarakat yang adil dan beradab,” ujarnya.

Lebih lanjut, beliau menyoroti pentingnya pemahaman kritis terhadap praktik feminisme ideologis Barat, yang kerap tidak sejalan dengan prinsip nilai Islam dan budaya Indonesia. Melalui pelatihan ini, peserta diajak memahami studi gender secara kontekstual agar dapat menjadi agen perubahan sosial yang arif dan moderat.

Selain Dr. Laily Abida, kegiatan ini juga menghadirkan CEO TV9 dan Founder Gerakan “Ayo Mondok,” Ahmad Hakim Jayli, S.T., M.Si., yang turut memberikan motivasi dan wawasan tentang pentingnya dakwah media dan penguatan narasi positif perempuan dalam ruang publik.


Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan ini, STAIMA Al-Hikam Malang menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan Pusat Studi Gender, Anak, dan Inklusi sebagai wadah akademik dan praktis dalam mewujudkan tujuan luhur pendidikan Islam. Inisiatif ini sekaligus menjadi pendukung pelaksanaan mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang telah diterapkan di lingkungan kampus.

“STAIMA siap menjadi kampus pelopor yang melahirkan konselor dan pendidik dengan perspektif gender yang rahmatan lil ‘alamin,” tutup Dr. Laily Abida.