Hari Santri Nasional 2025: Meneguhkan Nilai Pesantren untuk Masa Depan Kemanusiaan
Peringatan Hari Santri Nasional 2025 : dosen, tenaga kependidikan, pengurus organisasi mahasiswa (Ormawa), serta seluruh mahasiswa STAIMA Al-Hikam Malang
STAIMA - Suasana khidmat menyelimuti halaman STAI Ma’had Aly
Al-Hikam Malang saat seluruh civitas akademika berkumpul untuk mengikuti
Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2025, Rabu (23/10).
Kegiatan ini diikuti oleh dosen, tenaga kependidikan, pengurus
organisasi mahasiswa (Ormawa), serta seluruh mahasiswa STAIMA Al-Hikam Malang
Upacara berlangsung tertib dan penuh semangat kebangsaan, dimulai dengan prosesi penghormatan kepada pemimpin upacara, pembacaan teks Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Ikrar Santri, serta menyanyikan lagu Yalal Wathon dan Mars Hari Santri. Sebagai pembina upacara, hadir Pengasuh Pesantren Mahasiswa (PESMA) Al-Hikam Malang, Drs. K.H. Mohamad Nafi’, yang menyampaikan amanat penuh makna dan refleksi mendalam tentang peran santri dalam membangun masa depan peradaban.
Dalam amanatnya, Kiai Nafi’ menegaskan bahwa Hari Santri harus
dijadikan momentum tajdid al-niyyah pembaruan niat dan semangat perjuangan
santri dalam menghadirkan nilai-nilai pesantren bagi dunia yang lebih beradab.
“Hari Santri adalah saatnya kita meneguhkan keyakinan bahwa santri,
pesantren, dan nilai-nilai dasar kepesantrenan adalah masa depan global dan
kemanusiaan,” ujarnya.
Beliau menyoroti krisis moral dan spiritual yang melanda dunia
modern akibat dominasi paham sekularisme, materialisme, dan kapitalisme, yang
menurutnya telah menyebabkan manusia kehilangan arah dan makna hidup sejati.
“Pendidikan sekuler terbukti gagal menjaga alam dan kehidupan,
gagal merawat kemuliaan kemanusiaan (human dignity). Di tangan sekularisme,
kemajuan ilmu pengetahuan justru menjadi bumerang yang merusak keseimbangan
alam dan moralitas manusia,” tegasnya.
Kiai Nafi’ juga menyerukan pentingnya kembali kepada pendidikan
Islam dan nilai-nilai pesantren sebagai solusi yang relevan untuk menjawab
tantangan zaman. Ia menekankan bahwa perjuangan menuju Universitas Hasyim
Muzadi merupakan bentuk nyata peneguhan nilai-nilai pesantren di tengah arus globalisasi.
“Meneguhkan nilai-nilai pesantren menuju Universitas Hasyim Muzadi
adalah keniscayaan yang harus kita perjuangkan bersama. Seluruh civitas
akademika memiliki peluang kontributif yang sama dalam mewujudkannya,” tutur
beliau.
Mengakhiri amanatnya, Kiai Nafi’ berpesan agar seluruh warga STAIMA
Al-Hikam terus menumbuhkan semangat kebersamaan dan saling menebar kebaikan.
“Bersungguh-sungguhlah, bersahabatlah dalam kebaikan, karena untuk
menjadi pribadi yang baik, kita membutuhkan lingkungan dan sahabat-sahabat yang
baik,” pesannya menutup amanat dengan penuh kehangatan.
Upacara kemudian ditutup dengan doa bersama dan penghormatan
terakhir kepada pembina upacara. Momentum Hari Santri Nasional 2025 di STAIMA
Al-Hikam Malang ini menjadi pengingat bahwa semangat santri bukan hanya tentang
masa lalu perjuangan, tetapi juga tentang masa depan peradaban meneguhkan nilai
spiritual, kemanusiaan, dan keilmuan dalam satu nafas perjuangan.
