Haul Ke-2 Gus Hilman : Meneladani Akhlak dan Kesederhanaan Gus Hilman
Berita Terkait
- Ganduh keilmuan Mahasiswa, Prodi MPI Gelar Bedah Buku
- Demi Kelas Yang Nyaman, STAIMA Menambah Fasilitas Kelas
- Kuatkan Pondasi Ideologi Pancasila Di Era Disrupsi
- Ratusan Peserta Meriahkan MUSA II STAIMA Al-Hikam Malang
- Ikhtiar prodi MPI menggali potensi dan mencetak mahasiswa menjadi trainer pendidikan
- Tingkatkan SDM Calon Pendidik, STAIMA Gelar Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka Disekolah
- Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Arab, STAIMA Mengundang Penutur Asli Dari Timur Tengah
- Semarak Peringatan Dies Natalis MPI Yang Ke 8 STAI Ma'had Aly Al-Hikam
- Mengupas Tuntas Buku Metode Penelitian Kepustakaan
- Prodi MPI STAIMA Malang Menggelar Bencmarking Di Kota Gudeg Yogyakarta

STAIMA- Bulan Desember menjadi bulan berkabung bagi seluruh elemen keluarga, santri, bahkan masyarakat atas wafatnya sosok panutan dan teladan para generasi muda, H. Hilman Wadjdi (Gus Hilman/Gus Andik). Pada haul ke-2 ini, Al-hikam menyelenggarakan beragam kegiatan seperti Seminar Al-Quran , Khotmil Quran, hingga do’a bersama selama 2 hari mulai 18-19 desember 2021. Haul ini sebagai bentuk do’a sekaligus momen untuk menjalin silaturrahmi dengan kerabat dan rekan-rekan beliau yang disisipi kilas balik mengenai sosok Gus Hilman dimata keluarga, santri dan rekan-rekannya.
Gus Hilman dikenal sebagai sosok yang aktif dan kritis. Selain itu, sifat mudah bergaul di semua tatanan masyarakat dan keaktifannya dalam berbagai organisasi membuat beliau menjadi sosok inspiratif bagi orang sekitarnya. Beliau juga sosok yang cerdas karena kemampuannya dalam mengimbangi antara pemikiran idealis dan realistis. Bahkan, beliau menjadi sosok yang rendah hati akan indentitasnya sebagai putra dari seorang kyai besar.
Jiwa kesantrian dan kepemimpinan mampu membuat beliau memiliki kredibilitas unggul, yang mana hal itu membuat beberapa pihak mendesak untuk tampil di level nasional. Namun, penolakan selalu menjadi jawaban dengan alasan ketidakpantasan, meskipun beliau diproyeksikan sebagai tokoh nasional yang melanjutkan tongkat estafet perjuangan KH. Ahmad Hasyim Muzadi. Namun, beliau mengatakan bahwa semua pantas untuk meneruskan perjuangan, dan hal itu menjadi amanah yang beliau tinggalkan. (AIS)