Haul Ke-2 Gus Hilman : Meneladani Akhlak dan Kesederhanaan Gus Hilman
Berita Terkait
- PKKMB STAIMA 2023, Fokus Tancapkan Nilai-Nilai Islam Rahmatan Lil’Alamin
- Pelatihan Soft Skill Sosial Emosional Sebagai Pencegahan Perundungan Di Sekolah
- Masuki Hari Kedua PKKMB, Peserta Antusias Sambut Materi Hingga Tampilkan Beragam Seni
- Mewujudkan Generasi Berkarakter, STAIMA Tanamkan Nilai-Nilai Islam Rahmatan Lil’alamin Kepada Mahasi
- Lebarkan Sayap Internasional, STAIMA Al-Hikam Malang Kerjasama Dengan Al-Hidayah Foundation Thailand
- Tingkatkan Relasi Luar Negeri, STAIMA Al-Hikam Malang Teken MoU Dengan Fatoni University
- STAIMA Gelar Tes Beasiswa KIP Kuliah 2023
- Upaya Serius STAIMA Dalam Pengembangan Kapasitas Dosen MPI
- Kalender Akademik Tahun Ajaran 2023-2024
- Antusiasme Mahasiswa Dalam Sosialisasi Dan Pembekalan PLP dan PMK

STAIMA- Bulan Desember menjadi bulan berkabung bagi seluruh elemen keluarga, santri, bahkan masyarakat atas wafatnya sosok panutan dan teladan para generasi muda, H. Hilman Wadjdi (Gus Hilman/Gus Andik). Pada haul ke-2 ini, Al-hikam menyelenggarakan beragam kegiatan seperti Seminar Al-Quran , Khotmil Quran, hingga do’a bersama selama 2 hari mulai 18-19 desember 2021. Haul ini sebagai bentuk do’a sekaligus momen untuk menjalin silaturrahmi dengan kerabat dan rekan-rekan beliau yang disisipi kilas balik mengenai sosok Gus Hilman dimata keluarga, santri dan rekan-rekannya.
Gus Hilman dikenal sebagai sosok yang aktif dan kritis. Selain itu, sifat mudah bergaul di semua tatanan masyarakat dan keaktifannya dalam berbagai organisasi membuat beliau menjadi sosok inspiratif bagi orang sekitarnya. Beliau juga sosok yang cerdas karena kemampuannya dalam mengimbangi antara pemikiran idealis dan realistis. Bahkan, beliau menjadi sosok yang rendah hati akan indentitasnya sebagai putra dari seorang kyai besar.
Jiwa kesantrian dan kepemimpinan mampu membuat beliau memiliki kredibilitas unggul, yang mana hal itu membuat beberapa pihak mendesak untuk tampil di level nasional. Namun, penolakan selalu menjadi jawaban dengan alasan ketidakpantasan, meskipun beliau diproyeksikan sebagai tokoh nasional yang melanjutkan tongkat estafet perjuangan KH. Ahmad Hasyim Muzadi. Namun, beliau mengatakan bahwa semua pantas untuk meneruskan perjuangan, dan hal itu menjadi amanah yang beliau tinggalkan. (AIS)