Membangun Generasi Qur’ani, Prodi PAI STAIMA Al-Hikam Teguhkan Literasi Baca Tulis Al-Qur’an



Dr. Muhammad Mubasyir Munir, MA. Bersama Pejabat struktural STAIMA Al-Hikam Malang

STAIMA - Suasana khidmat menyelimuti halaman tengah STAIMA Al-Hikam Malang saat ratusan mahasiswa mengikuti Seminar Nasional BTQ yang mengusung tema “Kaidah Imla’ dalam Penulisan Al-Qur’an: Menjaga Keaslian dan Kejelasan dalam Setiap Ayat” yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Rabu pagi (7/5).

Rangkaian kegiatan diawali dengan Khotmil Al-Qur’an Tak sekadar rutinitas keagamaan, kegiatan ini menjadi momentum penguatan komitmen kampus dalam mencetak lulusan yang mahir dan terverifikasi dalam kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ).


Dalam sambutannya, Imam Athoir Rokhman, M.Pd., selaku Kaprodi PAI, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian penting dari proses pembinaan mahasiswa.

“Kami berharap kegiatan ini dapat mencetak generasi yang mahir dalam BTQ. Khusus angkatan 2024 yang hadir hari ini, kalian luar biasa. Ini adalah awal yang baik untuk menapaki perjalanan akademik dan spiritual kalian,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta.


Sementara itu, Dr. Laily Abida, S.Psi., M.Psi., Psikolog., selaku Wakil Ketua I STAIMA Al-Hikam Malang, turut menekankan pentingnya karakter dan spiritualitas dalam pembentukan identitas mahasiswa.

“STAIMA Al-Hikam yang berada dalam naungan Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang menaruh harapan besar agar seluruh mahasiswa tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga menjiwai nilai-nilai Al-Qur’an dalam perilaku sehari-hari,” tuturnya.

Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan sesi seminar ilmiah. Seminar ini menghadirkan Dr. Muhammad Mubasyir Munir, MA., seorang akademisi dan pakar ilmu Al-Qur’an, sebagai narasumber utama.


Dalam pemaparannya, Dr. Mubasyir menjelaskan secara komprehensif mengenai kaidah imla’, yaitu pedoman tata tulis huruf, kata, dan struktur bahasa Arab dalam penyalinan mushaf Al-Qur’an. Ia menegaskan bahwa pemahaman mendalam terhadap kaidah ini sangat krusial, karena kesalahan sekecil apapun dalam penulisan Al-Qur’an dapat berdampak pada makna ayat yang ditulis.

Menurutnya, menjaga keaslian penulisan mushaf Al-Qur’an bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga bentuk tanggung jawab ilmiah dan spiritual. Oleh karena itu, para mahasiswa sebagai calon pendidik agama harus memiliki literasi tinggi dalam ilmu imla’ agar mampu menjadi penjaga otentisitas Al-Qur’an di masa depan.

Seminar ini juga memperkaya wawasan peserta tentang sejarah kodifikasi mushaf, peran ulama dalam merumuskan standar penulisan, serta tantangan pelestarian kaidah imla’ di era digital.


Kegiatan ini tidak hanya memberikan nilai tambah akademik, tetapi juga menjadi tolok ukur awal bagi mahasiswa baru agar lulus dari STAIMA Al-Hikam Malang dengan kemampuan BTQ yang mumpuni dan tersertifikasi.

Dengan semangat religius dan intelektual, STAIMA Al-Hikam Malang terus menegaskan eksistensinya sebagai kampus yang menyinergikan keilmuan dan keimanan demi mencetak generasi unggul, berakhlak, dan berkontribusi nyata di tengah masyarakat.