Momen Penuh Keberkahan, STAIMA Al-Hikam Malang Gelar Halal Bihalal Sivitas Akademika

STAIMA
- Suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan menyelimuti kampus STAI Ma’had Aly
Al-Hikam Malang saat seluruh sivitas akademika berkumpul dalam kegiatan Halal
Bihalal pasca-Idul Fitri, Kamis (10/4).
Acara
ini menjadi ajang silaturahmi dan refleksi bersama untuk memperkuat komitmen
pengabdian terhadap lembaga yang diwariskan oleh KH. Hasyim Muzadi.
Kegiatan diawali dengan pembukaan yang dilanjutkan sambutan dari Ketua STAIMA, Dr. Mochamad Nurcholiq, M.Pd. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa syukur atas kesempatan berkumpul dalam nuansa Idul Fitri.
“Alhamdulillah,
kita bisa bersilaturahmi dalam suasana yang hangat ini. Semoga halal bihalal
ini menjadi momentum untuk saling memaafkan, menghapus dosa atas kekhilafan,
serta menjadi titik awal keberkahan dan kelancaran program-program STAIMA ke
depan,” ungkap Dr. Nurcholiq.
Suasana semakin mendalam ketika Drs. Muhammad Nafi’, Pengasuh PESMA Al-Hikam Malang, memberikan wejangan bermakna tentang pentingnya memperbaharui niat dan loyalitas dalam berkhidmat kepada lembaga.
“Momen ini adalah waktu yang tepat untuk memperbarui niat, komitmen, dan loyalitas terhadap cita-cita besar yang diwariskan oleh Abah Hasyim. Kita tidak sedang membesarkan diri, tapi menyediakan diri untuk umat,” tuturnya, mengutip nasihat Abah Hasyim Muzadi
Beliau
juga menekankan bahwa pengabdian sejati bukanlah tentang siapa yang memimpin,
melainkan tentang bagaimana setiap individu berkontribusi nyata bagi kemajuan
lembaga.
“Mari
kita kuatkan kesadaran bahwa lembaga ini tidak bergantung pada sosok, tetapi
pada kontribusi terbaik dari kita semua. Kesetiaan kita adalah pada perjuangan,
bukan pada individu yang punya keterbatasan.” tandasnya
Acara yang berlangsung khidmat ini ditutup dengan doa oleh Dr. Wahyu Widodo, M.Pd.I. sebagai penanda pengharapan bersama agar seluruh sivitas diberi kekuatan dalam mengemban amanah keilmuan dan sosial.
Dengan
semangat kebersamaan, Halal Bihalal STAIMA Al-Hikam Malang 2025 bukan hanya
menjadi ajang saling memaafkan, namun juga panggilan moral untuk kembali
memperkokoh nilai-nilai khidmat, kejujuran, dan tanggung jawab dalam
melanjutkan perjuangan mencerdaskan umat.