2003@staima-alhikam.ac.id +6281259438226

Angkat Pemikiran KH. Ahmad Hasyim Muzadi, Dua Pengajar Al-Hikam Malang Tembus Scopus

  • M. Miftahul Aziz, M.Pd.
  • Disukai 1
  • Dibaca 59 Kali
Tembus Scopus 2 Pengajar Al-Hikam Malang Angkat Pemikiran Islam Raḥmatan Lil-Alamin dan Toleransi Berkeadaban Ahmad Hasyim Muzadi

STAIMA - Keberhasilan besar diraih oleh dua pengajar Al-Hikam Malang yang berhasil menembus jurnal internasional bereputasi, Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, dengan indeks Scopus Q2.(13/1).

Ahmad Munjin Nasih dan Febri Taufiqurrahman yang merupakan pengajar Al-Hikam Malang dan sekaligus dosen tetap di Universitas Negeri Malang ini berhasil mempublikasikan artikel ilmiah bertajuk “Islam Raḥmatan Lil-Alamin and Civil Tolerance in Indonesia: The Legacy of Ahmad Hasyim Muzadi” menyajikan analisis mendalam tentang pentingnya toleransi berkeadaban dalam menyelesaikan konflik berbasis keberagaman agama di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan mengkaji pemikiran visioner KH. Ahmad Hasyim Muzadi, yang dikenal sebagai tokoh besar Nahdlatul Ulama dan penggerak nilai-nilai Islam Raḥmatan Lil-Alamin. Dengan pendekatan kualitatif melalui analisis tekstual, artikel ini menggali konsep toleransi sipil yang dipelopori oleh Hasyim Muzadi, yakni sebuah paradigma hidup berdampingan yang tidak hanya berlandaskan penerimaan permukaan, tetapi juga mencakup penghormatan mendalam terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia.

Penelitian ini menyoroti empat dimensi toleransi yang menjadi gagasan utama Ahmad Hasyim Muzadi. Pertama, penghormatan terhadap keberagaman, yang menekankan penerimaan tulus terhadap perbedaan agama, budaya, dan pandangan hidup sebagai fondasi hidup bersama. Kedua, pengakuan nilai-nilai agama, yang menyadari bahwa setiap agama memiliki ajaran luhur yang dapat memperkuat hubungan antarmanusia. Ketiga, pemahaman hak asasi manusia, yang menegaskan pentingnya pembelaan terhadap hak-hak universal setiap individu tanpa memandang latar belakang. Keempat, upaya kolaboratif, yang mendorong kerja sama lintas komunitas dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis dan inklusif. Keempat dimensi ini menjadi landasan penting dalam mewujudkan toleransi sipil yang kokoh di tengah keragaman.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa toleransi versi Hasyim Muzadi dapat menjadi solusi konkret dalam menghadapi tantangan globalisasi dan konflik antarumat beragama. Dengan mengutamakan pengalaman manusia dan keadilan universal, toleransi berkeadaban mampu menjadi pondasi kuat bagi terciptanya masyarakat yang damai, saling menghormati, dan berkeadilan sosial.

Diterbitkan dalam Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam edisi Desember 2024, penelitian ini tidak hanya memperkaya wacana akademik, tetapi juga menjadi rujukan penting dalam studi keberagaman dan toleransi di Indonesia. Jurnal ini berada pada peringkat Scimago Journal Rank (SJR) Q2, menegaskan kualitas dan dampak signifikan dari artikel ini dalam kancah internasional.

Keberhasilan mereka menjadi bukti nyata bahwa pemikiran Ahmad Hasyim Muzadi tetap relevan dan memberikan dampak besar dalam menginspirasi langkah-langkah konkrit menuju kehidupan yang lebih toleran.

Artikel ini juga menjadi pengingat akan pentingnya peran tokoh-tokoh Indonesia seperti Ahmad Hasyim Muzadi dalam mengangkat nilai-nilai Islam Raḥmatan Lil-Alamin di kancah global. Melalui pencapaian ini, nama KH. A. Hasyim Muzadi dalam pemikirannya kembali diakui dunia. Lebih lengkapnya, artikel dapat diakses melalui laman https://jurnalfuf.uinsa.ac.id/index.php/teosofi/article/view/2781

Semoga penelitian ini dapat mendorong lahirnya kajian-kajian baru yang terus mempromosikan perdamaian dan toleransi di tengah keberagaman umat manusia.