Ceramah KH.Hasyim Muzadi: Banyak yang Salah Faham



khhasyim-muzadi,nasional

Jonggol-Orang indoneisa ini banyak yang salah faham. Dikiranya Islam itu cuma mengatur hablumminallah tidak mengatur hablumminannas. Seakan islam dibatasi sholat, dibatasi wudhu, dibatasi dzikir. Seakan-akan mengatur ekonomi bukan Islam, mengatur keadilan bukan Islam, mengatur ketentraman bukan Islam, seakan-akan mengatur pendidikan bukan Islam padahal persepsi seperti salah. Apapun yang kita lakukan didunia ini sepanjang itu diniatkan sebagai bagian dari agama maka kita dapat kemanfaatan dunia dan dapat kemanfaatan akhirat.  Ada hadist Rasulullah SAW

kam min amalin yatashawaru bishurati al-dunya fayashiru min a’mali al-akhirah bi husni an-niyah wa kam min amalin yatashawaru bishurati al-akhirah fa yashiru min a’mali al-dunya bi su’i an-niyah”.

Banyak sekali amal-amal yang wujudnya menyerupai amal dunia tetapi sebenarnya merupakan amal akhirat karena bagusnya niat. Dan tidak sedikit amal yang wujudnya  seperti amal akhirat kemudian menjadi amal dunia dengan jeleknya niat.

Ada pekerjaan dunia seperti pergi ke pesar, pergi belanja. Kalau niatnya benar  maka pergi kekebun binatang untuk belajar anak-anak  itu adalah bagian dari ajaran agama dan melakukannya mendapat pahala. Apalagi bekerja itu wajib, kerja untuk keluarga, anak dan istri. Jangan kita lari meninggalkan dunia menuju langit lalu meninggalkan keluarga  alasannya lillahita’alah padahal Allah SWT  tidak memerintahkan seperti itu.

Persatuan itu Islam, kumpul-kumpul seperti acara  ini itu Islam, cuman tidak disetempel saja. Kalau sholat sudah jelas karena hablumminallah.  Tapi yang seperti ini semua adalah islami. Banyak kelakuan Islami dilakukan oleh masyarakat yang tidak Islam. Dan banyak kelakuan yang tidak islami tapi dilakukan oleh masyarakat Islam. Contoh kalau dinegara barat disiplin lalu lintas itu di taati warganya. Disiplin itu Islam supaya tertib masyarakatnya.  Disana ketika ada lampu kuning akan pelan-pelan karena mau merah.  Kalau disini lampu kuning langsung cepet-cepet sebelum merah dan kalau sudah merah lihat kiri-kanan  tidak ada polisi langsung jalan terus, tahu-tahu didepan sana ada Polisi. Polisi nanya  “ Ko’ kamu menerjang lampu merah, apa kamu tidak tahu ada lampu merah? ” pengendaranya njawab  “tau pak polisi”. Polisi nanya lagi “ Loh ko’ kamu tetap menerjang ? ”.  pengendara njawab “ saya tidak tahu kalau pak polisi ada disini ”.

Orang islam banyak yang begitu atau tidak ?, itu adalah orang islam yang tingkah lakunya tidak islami. Sekarang ada orang barat pekerjaannya meneliti gunung meneliti candi. Meneliti itu perintah Islam tapi dilakukan oleh orang yang bukan Islam. Sementra orang Islam sendiri tidak melakukan perintah yang seperti ini. Saya pernah ke Borobudur. Kalau orang barat yang datang kesana itu bawa catatan, bawa kamera untuk dicocokkan ilmunya dengan candinya.  Seperti itu benar karena itu adalah ilmu. Yang Islam datang ke Borobudur cuma ribut beli bakso saja.

ketika pulang dari Borobudur dan ditanya mereka beda jawabannya. Kalau peneliti akan jawab itu sesuai dengan ilmu-ilmu. Sedangkan yang dari jawa ditanya bagaimana borobudur jawabnya banyak bakso. Jadi memang fikirannya Cuma isi perutnya. Sampai Imam Ali Bin Abi Thalib mengatakan. “ Orang yang hidupnya cuma memikirkan isi perutnya maka harga orang itu sama dengan isi perutnya itu “. Isi perut memang penting tetapi jangan berfikir seperti itu. Jadi kalau kalau ada masyarakat non muslim maju dan kita tidak maju itu adalah salah kita bukan salah mereka. Bayangkan firaun saja dijadikan raja oleh Allah SWT.   Jadi baik kerajaan atau kekuasaan itu diberikan kepada siapa saja. ketika penguasanya dzolim kita harus nahimungkar. Tapi pada waktu dia benar kita amar makruf. Jadi jika islam ini hanya dengan hablumminallah tapi tidak lanjut dengan hablumminannas maka orang islam didunia akan semakin ketinggalan.