2003@staima-alhikam.ac.id +6281259438226

Dr. Laily Abida Dorong Penguatan Pencegahan Kekerasan di Sekolah melalui Pelatihan TPPK

  • M. Miftahul Aziz, M.Pd.
  • Disukai 0
  • Dibaca 40 Kali
Dr. Laily Abida Dorong Penguatan Pencegahan Kekerasan di Sekolah melalui Pelatihan TPPK

STAIMA - PC Fatayat NU Bondowoso bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso menggelar kegiatan “Pelatihan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di Lingkungan Satuan Pendidikan”, yang bertempat di UPTD SPF SMP Negeri 5 Bondowoso, pada Kamis-Jumat, (25-26/9).

Kegiatan ini dihadiri oleh para kepala sekolah SMP se-Kabupaten Bondowoso sebagai peserta utama. Tujuan pelatihan adalah memperkuat kapasitas pimpinan sekolah dalam mencegah dan menangani kasus perundungan, kekerasan, dan intoleransi di lingkungan pendidikan.


Dalam kesempatan tersebut, Dr. Laily Abida, M.Psi., Psikolog., Ketua LKP3A Fatayat NU Bondowoso yang juga Wakil Ketua I STAIMA Al-Hikam Malang, menegaskan pentingnya peran kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan di satuan pendidikan.

“Komitmen STAIMA terhadap pendidikan inklusi, kesetaraan gender, dan toleransi terealisasi dalam kegiatan pelatihan ini. Selama ini penguatan lebih banyak dilakukan bersama guru dan siswa, tetapi kali ini kepala sekolahlah yang menjadi fokus, karena mereka memiliki peran strategis dalam menggerakkan program berkelanjutan untuk mewujudkan sekolah ramah anak, inklusif, dan tinggi toleransi,” ungkap Dr. Laily Abida.


Menurutnya, keterlibatan kepala sekolah menjadi langkah penting agar upaya pencegahan tidak hanya bersifat seremonial, tetapi mampu melahirkan kebijakan nyata di lingkungan sekolah.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Hj. Nour Diana Khalida, S.Sos.Ag., M.Pd., selaku Pembina PC Fatayat NU Bondowoso, yang menekankan bahwa program semacam ini harus terus diperkuat agar sekolah menjadi ruang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang anak.

Dengan berlangsungnya pelatihan ini, diharapkan seluruh kepala sekolah SMP di Bondowoso dapat menjadi motor penggerak terciptanya satuan pendidikan yang bebas dari kekerasan, menumbuhkan iklim inklusif, serta membangun budaya toleransi yang kuat di kalangan pelajar.