Dr. Laily Abida: Psikolog dan Putri KH. Hasyim Muzadi yang Konsisten Mengawal Transformasi Pesantren

STAIMA - Nama Dr. Laily Abida, M.Psi., Psikolog. semakin mengemuka
dalam upaya penguatan kapasitas pesantren menuju lingkungan ramah anak pada
Rabu, (1-2/10).
Beliau merupakan Wakil Ketua I STAIMA Al-Hikam Malang sekaligus putri kelima Almaghfurlah KH. Hasyim Muzadi, pendiri Pesantren Mahasiswa Al-Hikam. Dengan latar belakang keilmuan psikologi yang kuat dan kepedulian besar terhadap dunia pesantren, Dr. Laily Abida hadir sebagai motor penggerak dalam pelatihan Psychological First Aid (PFA) yang digelar selama dua hari.
Pelatihan ini diinisiasi oleh DP3AP2KB bersama Kementerian Agama,
dengan tema “PFA dan Konseling Dasar untuk Penguatan Pesantren Ramah Anak”.
Kegiatan tersebut difokuskan pada pembekalan santri agar mampu menjadi mentor
sebaya, yakni pendamping terdekat bagi teman-temannya untuk mencegah dan
mengatasi potensi kekerasan di lingkungan pesantren.
Dalam materinya, Dr. Laily Abida menekankan bahwa santri
membutuhkan ruang tumbuh yang sehat, aman, serta penuh dukungan psikologis.
“Pesantren harus menjadi tempat yang bukan hanya mendidik ilmu
agama dan akademik, tetapi juga menjamin keselamatan, kenyamanan, dan
kesejahteraan jiwa para santri. Mentor sebaya adalah langkah strategis untuk
menciptakan budaya saling menjaga,” tegasnya.
STAIMA Al-Hikam yang berada di bawah naungan Yayasan Pesantren
Al-Hikam Malang, Dr. Laily Abida menunjukkan konsistensi dalam mewujudkan
sistem pengelolaan pesantren ramah anak.
Sebagai seorang psikolog sekaligus akademisi, beliau memandang
pentingnya Psychological First Aid sebagai keterampilan dasar yang seharusnya
dimiliki setiap santri. PFA tidak hanya menjadi langkah awal dalam menangani
masalah psikologis, tetapi juga sarana pencegahan dini terhadap risiko
kekerasan, perundungan, maupun tekanan mental yang bisa mengganggu proses
belajar.
Pelatihan ini menjadi bukti nyata komitmen STAIMA Al-Hikam Malang
dalam mendukung pengembangan sistem pengelolaan pesantren yang berpihak pada
kesejahteraan santri. STAIMA Al-Hikam senantiasa mengedepankan visi besar
almarhum KH. Hasyim Muzadi untuk mencetak generasi muslim yang cerdas,
berkarakter, dan peduli terhadap sesama.
Para peserta pelatihan merespons positif kegiatan ini. Mereka
merasa mendapat pengalaman baru yang relevan dengan kehidupan sehari-hari di
pesantren. Dengan bekal keterampilan konseling dasar, mereka berharap mampu
menjadi garda terdepan dalam mencegah tindak kekerasan sekaligus menciptakan
lingkungan belajar yang lebih kondusif.
Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum penting untuk memperkuat
peran santri sebagai agen perubahan di pesantren. Melalui bimbingan Dr. Laily
Abida dan dukungan berbagai pihak, diharapkan pesantren di Indonesia semakin
siap menghadirkan wajah pendidikan Islam yang modern, inklusif, dan ramah anak.