KH. Hasyim Muzadi Bertemu Sultan Brunei



internasional,khhasyim-muzadi

[JAKARTA] Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi pada 27 Oktober 2015 melakukan pertemuan khusus dengan Sultan Brunei Jenderal Haji Sir Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah di Istana Nurul Iman Brunei Darussalam.

Informasi dari tokoh muda NU, KH Misbahus Salam yang disampaikan kepada pers di Jakarta, Kamis, menyebutkan Sekjen ICIS yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu diterima sebagai tamu kehormatan oleh Sultan Bolkiah yang juga memiliki jabatan Perdana Menteri, Panglima, dan Menteri Keuangan Brunei.

“Pada kesempatan itu KH Hasyim meminta perkenan Sultan Brunei untuk hadir dan menjadi ’keynote speaker’ pada konferensi ICIS ke-4 yang akan diselenggarakan di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang pada 23-24 November 2015,” kata KH Misbah yang menyertai kunjungan KH Hasyim ke Brunei.

Pada kesempatan itu Sultan Brunei mengapresiasi kedatangan KH Hasyim yang didampingi Dubes RI untuk Brunei Nurul Qomar serta berjanji akan memberikan jawaban resmi terkait undangan untuk menjadi ’keynote speaker’ pada pembukaan konferensi ICIS tanggal 23 November 2015.

Dalam perbincangan dengan Sultan Hassanal Bolkiah, KH Hasyim juga menjelaskan tentang kondisi kaum ahlussunah wal jamaah (Aswaja) di dunia internasional. Sultan Brunei sangat mengapresiasi Indonesia sebagai negara yang mayoritas Muslim terus menjaga ajaran Sunni terutama mazhab Syafii.

Sekjen ICIS dan Sultan Brunei pada kesempatan itu juga sempat membicarakan musibah asap yang menimpa Indonesia. Keduanya sepakat bahwa upaya penanggulangan asap jangan hanya mengandalkan teknologi lahir dan mengerahkan tenaga yang menghabiskan biaya besar.

“Sangat penting ada ’Rijalullah’ atau tokoh agama yang dimintai pertolongan khusus dengan shalat istisqa atau istighatsah pada sang pembuat hujan, yakni Allah SWT, karena asap itu hanya bisa diatasi dengan segera bila ada hujan,” kata KH Misbah mengutip KH Hasyim dalam perbincangan dengan Sultan Brunei.

KH Hasyim dan rombongan selanjutnya diterima Mufti Kerajaan Brunei Darussalam Pehin Datu Seri Maharaja Dato Paduka Seri Setia Dr Ustaz Haji Awang Abdul Aziz bin Juned. Dalam perbincangan, kedua tokoh agama itu juga membahas tentang eksistensi Sunni di dunia internasional.

Mufti Brunei pada kesempatan itu mengemukakan, kiblat Aswaja saat ini tidak bisa diharapkan dari negara-negara Timur Tengah yang kini kondisinya memprihatinkan, termasuk Al-Azhar di Mesir juga kewalahan. Dunia kemudian berharap kepada Indonesia sebagai negara yang mayoritas Islam berpaham Sunni.

Menanggapi pernyataan Mufti Brunei itu KH Hasyim menyatakan, Indonesia saat ini sedang digempur oleh aliran-aliran Islam diluar paham Sunni dan segenap kalangan Nahdlatul Ulama akan terus berupaya menjaga ajaran Aswaja. [Ant/L-8]