KH. Hasyim Muzadi : Kebencian Donald Trump Indikasi Peningkatan Islamophobia




Tangerang  – Pernyataan kebencian terhadap Islam yang dilontarkan bakal calon Presiden AS, Donald Trump dalam sebuah debat memperebutkan kesempatan menjadi calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, merupakan indikasi di dunia saat ini telah terjadi peningkatan Islamophobia.

Sinyalemen ini diungkapkan KH. Hasyim Muzadi, mantan Ketua Tanfidziyah PBNU, Jumat (22/01/2016) malam di Hotel Siti, Tangerang, Banten, saat menjadi salah satu narasumber dari panel diskusi sesi pertama dalam Silaturahim Nasional Kyai dan Pimpinan Pesantren Alumni Gontor.

Lebih lanjut, salah satu anggota Wantimpres ini kemudian memperkuat sinyalemen tersebut dengan menyebutkan nama seorang kandidat anggota parlemen dari sebuah Negara. Dalam kampanye, juga habis-habisan melontarkan kecaman terhadap Islam dan umat Islam, kenyataan; dengan cara berkampanye demikian justru berhasil terpilih sebagai anggota parlemen.

Sementara itu, di Inggris malah mencuat petisi yang disampaikan ratusan ribu warga Inggris yang mendorong Pemerintah Inggris agar menerapkan larangan masuk ke negeri tersebut terhadap Donald Trump.

Namun, Majelis Rendah parlemen Inggris membahas dengan alot petisi yang disampaikan oleh tidak kurang dari 600 ribuan warga itu. Dalam petisi, menyatakan muak terhadap pernyataan dan komentar Donald Trump tentang Islam dan umat Islam, maupun berbagai hal yang sangat sensitife lainnya. Terlebih taipan Donald Trump, tidak pernah sedikitpun meminta maaf. Justru bersembunyi dibalik freedom of speech, sehingga merasa sama sekali tidak bersalah.

Debat alot di majelis rendah parlemen Inggris berlangsung lebih dari tiga jam. Sebagian besar legislator menyatakan tidak sependapat dengan larangan sebagaimana diminta oleh petisi ratusan ribu warga. Bahkan sejak awal, Perdana Menteri (PM) Inggris, David Cameron juga menyatakan sikap; tidak akan mendukung larangan atau pencekalan masuk ke wilayah Inggris bagi Donald Trump. Debat tersebut berakhir tanpa ada voting, dengan hasil Inggris tidak menerapkan larngan masuk kepada Donald Trump.

Kantor berita Reuters melansir pernyataan Gavin Robinson, politikus Partai Uni Demokratik dari Irlandia Utara. “Saya justru ingin Donald Trump datang ke sini. Saya ingin dia merasakan sendiri dampak dari komentar-komentar yang telah dia lontarkan yang mengandung kebencian dan amarah terhadap Islam dan Umat Islam,” katanya. Sebagian besar anggota majelis rendah parlemen Inggris, senada dengan Gavin Robinson; memang sangat berharap agar Donald Trump kena batunya, ketika datang ke Inggris.