Khutbah Ilmiah Prof Dr Abd Al Haris Al Muhasibiy di STAIMA AL-Hikam




SARJANA AGAMA,

Cendikia Pembangun SDM Bangsa

Sarjana agama. 

Seorang yang cendikia. 

Kemampuan nalar penuh rasa. 

Berfikir analitis dengan sebuah paradigma. 

Membangun bangsa menjadi hidup sangat beretika. 

Peran sarjana agama sebagai ulama pewaris para anbiya.


Siapkan sejak dini.

Menjadi mahasiswa dan mahasiswi. 

Dengan berbagai aktivitas yang sangat bervariasi. 

Mulai kuliah sampai aktif di berbagai organisasi seperti PMII. 

Banyak ikut seminar, pelatihan dan juga diskusi-diskusi. 

Kuasai bahasa internasional dan punya kompetensi IT. 

Kuatkan rasa religius bahkan siapkan menjadi seorang sufi.


Sarjana agama. 

Jangan gusar hadapi dunia. 

Bisa kerja dimana saja asal niat ibadah. 

Biar biasa-biasa saja asal tetap bisa menjadi kaya. 

Realisasikan tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. 

Menjadi guru atau menjadi pengusaha mungkin saja. 

Bahkan bisa menjadi gubernur bisa juga jadi Presiden Indonesia.


Tantangan terberat kini. 

Menjaga misi peran sebagai misi Nabi. 

Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak manusiawi. 

Menjadi ikon dan model manusia yang hidup di era globalisasi. 

Kerja keras dan cerdas untuk realisasikan visi dan misi. 

Menjadi rujukan bagi kehidupan yang serasi.


Sarjana agama. 

Penyampai suatu risalah. 

Penentu masa depan manusia. 

Menjadi lebih baik dan berakhlak alkarimah. 

Penjaga garda depan kehidupan yang damai dan sentosa. 

Pelerai konflik dengan cara jauhkan hidup yang serakah. 

Saling klaim benar sendiri tanpa tepa slira sesama.


Sarjana agama. 

Tetap menjadi harapan bangsa.

Menjadi penyemai beraklak karimah.


Malang, 11 Nop 2017

Abd Al Haris Al Muhasibiy


KIYAI A. HASYIM MUZADI, 

Tokoh Islam Yang Sangat Mumpuni


Bukan hanya NU saja. 

Muhammadiyah juga merasa. 

Kiyai A. Hasyim Muzadi tokoh mereka.

Terbukti membuat buku Takziyah untuknya. 

Dibedah dengan banyak apresiasi padanya. 

Bahkan FPI juga sangat menerima pikiran-pikirannya. 

Ternyata Habib Rizik juga sangat dekat dengannya. 

Apalagi pak Presiden Jokowi dan Ibu Mega.

Bahkan dengan Wapres pak Jusuf Kalla. 

Sungguh sangat mengagumkan kita semua.


Empat puluh hari. 

Kita ditinggal Kiyai A. Hasyim Muzadi. 

Menghadap kepada Sang Ilahi Rabbi. 

Kita sangat merasa kehilangan sekali. 

Tokoh Islam dunia yang sangat kita cintai. 

Semoga ruhnya tenang dan sangat damai. 

Penuh Rahmat dan Kasih sayang sampai nanti. 

Menghadap pada yaumil basi.


Kita bisa. 

Belajar dari dia. 

Tokoh yang multi talenta. 

Meniti karir di NU dan pemerintah.

Mulai dari sangat-sangat bawah dan rendah. 

Aktivis PMII, Anshor dan NU di Malang sana. 

Menjadi ketua Pengurus NU di Wilayah. 

Baru menjadi ketua PBNU dua kali. 

Mengabdi di Watimpres sampai tiada.

Hidup penuh khidmat dan sangat berfaidah.


Dulu aku pernah. 

Aktif di majlis kajian agama. 

Di pesantren al Hikam Malang Raya. 

Bahkan sebagai wahana pengkaderan para pemuda. 

Menjelang pancaroba penguasa Negara. 

Ide-ide segar terus keluar dari pikiran dalam ceramah. 

Mulai masalah agama sampai dengan Negara.

Semua dibahas secara runtut dan sering dengan ketawa.


Kiyai A. Hasyim Muzadi. 

Menjadi tauladan dan inspirasi. 

Bagi kita yang masih berjuang untuk negeri. 

Menegakkan kebenaran dengan cara yang damai. 

Bukan dengan cara-cara yang bisa menyakiti. 

Bahkan bukan dengan metoda yang saling takfiri.


Semoga. 

Kita para pengikutnya. 

Bisa meniru dengan seksama. 

Meneruskan perjuangan untuk agama, nusa dan bangsa.

Sampai bila pun tetap menjaga agama dan Negara.


Malang, 11 Nov 2017

Abd Al Haris Al Muhasibiy