Menguak Misteri Bencana Dunia



islam

    1. Dari sekian banyak mutiara hikmah berpuasa, dalam kesempatan ini rasanya perlu kita prioritaskan salah satu makna puasa yakni rasa keprihatinan dan latihan keprihatinan.
    2. Keprihatinan tersebut meliputi :
      1. Keprihatinan terhadap diri sendiri –masing-masing kita sebagai seorang muslim– perihal kesenjangan antara ajaran Islam dengan perilaku kita sebagai seorang muslim. Dalam hal ini mudah dicari ukurannya
      2. Keprihatinan kita sebagai pemimpin, karena rakyat yang kita pimpin masih dalam keadaan prihatin
      3. Keprihatinan terhadap banyaknya bencana alam yang menyertai bencana sosial.
    3. Kita semua (termasuk saya) tentu bukan pihak yang secara tepat dapat mengatakan, mengapa bencana itu terjadi secara berurutan dan bergiliran. Dalam kesempatan ini saya ingin mengutip Ayat-ayat Al-Quran atau kalimat-kalimat Tuhan sehubungan dengan keprihatinan sosial serta bencana-bencana tersebut, antara lain:
    4. Bencana yang sepenuhnya merupakan kodrat Ilahi dan tidak terkait dengan apapun kecuali karena kodrat-Nya. Silahkan lihat pada Surat Al-Hadiid : 22 dan At-Taubah : 51
    5. Bencana yang datang dari serangan negeri lain, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat An-Naml : 34.
    6. Bencana yang datang karena ulah manusia secara fisik. Silahkan lihat pada Surat Ar-Ruum : 41.
    7. Bencana yang disebabkan karena tingkah laku manusia yang melampaui batas, melanggar norma kemanusiaan dan bergerak berdasarkan hawa nafsu belaka. Keterangan ini bisa dilihat pada Surat Al-Isra : 16.
    8. Bencana yang disebabkan karena ingkar terhadap kenikmatan yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT kepada sebuah negeri. Keterangan ini berdasarkan Surat An-Nahl : 112.
    9. Bencana yang dilakukan oleh orang yang dzalim tapi akibatnya menimpa orang yang tidak bersalah, sebagaimana tertera dalam Surat Al-Anfaal : 25.
    10. Bencana yang diakibatkan karena pertikaian tingkat atas dan tingkat bawah serta pertikaian antar golongan. Silahlah lihat pada Surat Al-An’aam : 65.
    11. Tidak ada jalan lain kecuali seluruh komponen bangsa bersikap mawas diri dan kembali ke jalan Tuhan. Silahkan lihat pada Surat Huud : 3.
    12. Tuhan melarang kita untuk berputus asa terhadap rahmat yang dijanjikan kepada kita, sehingga kita berusaha sungguh-sungguh agar pantas untuk menerima rahmat Allah tersebut. Demikianlah keterangan dalam Surat Al-A’raaf : 96.
    13. Demikianlah, kami hanya menyajikan firman-firman Allah SWT, ketentuan-Nya berlaku universal: sepanjang zaman, seluruh umat di seluruh tempat. Selanjutnya terserah kita…. Wallahu A’lam. Semoga kita semua mendapatkan berkah bulan suci Ramadhan. Amiin!.

(Kultum KH Hasyim Muzadi)