Pengembangan Moderasi Beragama dan Bela Negara di Pesantren : Menguatkan Patriotisme Mahasantri



Prof. Dr. H. Muhammad Turhan Yani, M.A., Ketua LPPM UNESA (kiri) bersama dengan Dr. Mufarrihul Hazin, S.Pd.I., M.Pd., serta Andhega Wijaya, M.Or. anggota Tim PKM

STAIMA - Dalam rangka menguatkan semangat patriotisme dan moderasi beragama di kalangan mahasantri, sebuah kegiatan pengabdian kepada masyarakat pesantren telah diselenggarakan di STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang.

Seluruh anggota DEMA STAIMA Al-Hikam Malang terpilih menjadi peserta pada pelatihan tersebut. Kegiatan yang berbentuk pelatihan dan pendampingan ini menghadirkan sejumlah pemateri yang ahli di bidangnya.

Prof. Dr. H. Muhammad Turhan Yani, M.A., Ketua LPPM Universitas Negeri Surabaya bersama dengan Dr. Mufarrihul Hazin, S.Pd.I., M.Pd., salah satu anggota Tim Pengabdian Kepada Masyarakat, serta Andhega Wijaya, M.Or., yang juga merupakan anggota Tim Pengabdian Kepada Masyarakat, memberikan materi yang berfokus pada tema "Pengembangan Moderasi Beragama dan Bela Negara untuk Menguatkan Patriotisme Mahasantri."

Pelatihan ini bertujuan untuk membekali para mahasantri dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam mengembangkan sikap moderat dalam beragama serta semangat bela negara. Dengan demikian, diharapkan para mahasantri dapat menjadi agen perubahan yang mampu menjaga keharmonisan dan persatuan bangsa.

Prof. Dr. H. Muhammad Turhan Yani, M.A., menyoroti peran strategis mahasantri dalam menjaga kedaulatan negara.

Pemaparan materi oleh Prof. Dr. H. Muhammad Turhan Yani, M.A. tentang menjaga kedaulatan

"Mahasantri memiliki potensi besar sebagai penjaga nilai-nilai kebangsaan dan patriotisme. Melalui pelatihan ini, kami berharap mereka semakin sadar akan tanggung jawabnya sebagai warga negara yang cinta tanah air," ungkapnya.

Tujuan wawasan kebangsaan dalam mewujudkan Nasionalisme yang tinggi dasi segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang mengutamakan kepentingan Nasional dari kepentingan perorangan, kelompok, golongan, dan suku bangsa.

Tegak Lurus : Menjaga moderasi beragama ditengah Masyarakat

Sementara itu, Dr. Mufarrihul Hazin, M.Pd., dalam paparannya menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai kunci dalam menjaga kerukunan antar umat beragama.

"Moderasi beragama adalah jalan tengah yang harus kita tempuh untuk menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis. Dalam konteks pesantren, hal ini sangat relevan untuk membangun sikap toleran dan saling menghargai antar sesama," ujarnya.

Beliau juga menambahkan bahwa Islam Wasathiyah ialah ketegasan seseorang untuk bersikap adil, tidak tengok kanan dan tengok kiri, selalu lurus atas prinsip kebenaran yang menjadi keyakinan seseorang.

Andhega Wijaya menambahkan, "Pelatihan ini bukan hanya memberikan teori, tetapi juga praktik langsung dalam kehidupan sehari-hari di pesantren. Harapannya, para mahasantri bisa menerapkan nilai-nilai moderasi dan bela negara dalam aktivitas mereka sehari-hari."

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para peserta. Mereka merasa mendapat wawasan baru yang sangat bermanfaat, terutama dalam menghadapi tantangan kehidupan di era modern yang kompleks ini.

Sepakat Kolaboratif : Dr. Mochamad Nurcholiq, M.Pd. (kiri) Besama dengan Dr. Mufarrihul Hazin, S.Pd.I., M.Pd.

Pada kesempatan yang baik tersebut, STAIMA Al-Hikam Malang juga berkesempatan untuk menjalin kerja sama dengan UNESA dalam usaha untuk meningkatkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan pesantren tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu agama, tetapi juga menjadi pusat pengembangan karakter dan patriotisme bagi generasi muda Indonesia.