2003@staima-alhikam.ac.id +6281259438226

Perkuat SDM dan Manajemen Pesantren, 9 Pesantren Dzuriyah Mbah Mudjahid Gelar Leadership Training Bersama Dr. Hj. Laily Abida

  • M. Miftahul Aziz, M.Pd.
  • Disukai 0
  • Dibaca 3 Kali
Dr. Hj. Laily Abida, M.Psi., Psikolog., sebagai Wakil Ketua I STAIMA Al-Hikam Malang dan putri kelima dari Almagfurlah KH. Hasyim Muzadi.

STAIMA - Suasana Gedung MA Putra PPPI Jeru dipenuhi semangat perubahan dan komitmen pengabdian, saat para pengurus dari 9 Pesantren Dzuriyah Mbah Mudjahid mengikuti kegiatan Leadership Training yang berlangsung selama dua hari, 31 Juli hingga 1 Agustus 2025.(1/8)


Kegiatan ini menghadirkan narasumber utama Dr. Hj. Laily Abida, M.Psi., Psikolog., yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua I STAIMA Al-Hikam Malang dan merupakan putri kelima dari Almagfurlah KH. Hasyim Muzadi.

Mengangkat tema besar tentang penguatan sumber daya manusia dan manajemen pesantren, pelatihan ini bukan sekadar ajang teoritis, melainkan momentum aktualisasi peran strategis pengurus pesantren dalam mendampingi para santri menghadapi tantangan zaman, baik dalam aspek keagamaan maupun akademik.


Dr. Hj. Laily Abida menyampaikan bahwa leadership training ini bertujuan membekali para pengurus dengan wawasan kepemimpinan yang solutif dan humanis.

“Pesantren hari ini harus mampu menjadi rumah yang ramah anak, tempat yang aman dan tumbuh bersama, tidak hanya secara spiritual tetapi juga mental dan intelektual,” ujarnya di hadapan peserta.

Didampingi oleh Prof. Dr. Hj. Muslihati, S.Ag., M.Pd., pelatihan ini juga membahas strategi penanganan masalah perilaku santri dan penguatan komunikasi efektif antara pengurus dan santri. “Santri bukan hanya objek pendidikan, tetapi subjek yang harus dirangkul dengan pendekatan yang empatik dan terintegrasi,” tambah Dr. Laily.

Sebagai bentuk tindak lanjut dari kegiatan ini, 9 pesantren yang tergabung dalam Dzuriyah Mbah Mudjahid berkomitmen untuk menjalin kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan pihak kepolisian, perguruan tinggi, psikolog, dan elemen masyarakat lainnya. Kolaborasi ini diharapkan mampu mewujudkan ekosistem pesantren yang inklusif, adaptif, dan berorientasi pada perlindungan serta pemberdayaan santri.

Kegiatan ini mendapat respons positif dari para peserta, yang menyatakan pentingnya pelatihan seperti ini untuk memperkuat peran strategis pesantren dalam menjawab kebutuhan zaman. “Kami merasa lebih siap secara mental dan manajerial setelah mengikuti pelatihan ini. Semoga dapat kami implementasikan di pesantren masing-masing,” ujar salah satu pengurus yang hadir.

Dengan semangat kolaborasi dan visi jangka panjang, Leadership Training ini menjadi pijakan awal dalam menciptakan wajah baru pesantren: kuat dalam akidah, tangguh dalam manajemen, dan ramah dalam pembinaan.