PSGAI STAIMA Dukung Pendidikan Ayah Hebat di TAMASYA KERABAT Seri 4 Jawa Timur

STAIMA - Lebih dari 2.200 peserta dari berbagai penjuru Jawa Timur
mengikuti Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA) di Kelas Orang Tua Hebat (KERABAT)
Seri 4 yang diselenggarakan secara hybrid di ruang Saba Bina 2 Pemkab Bondowoso,
Rabu (23/7).
Mengangkat tema “Peran Ayah dalam Pengasuhan”, kegiatan ini menjadi
ruang refleksi dan pembelajaran penting bagi keluarga Indonesia, terutama dalam
menegaskan bahwa pengasuhan anak bukan hanya tugas ibu, tetapi tanggung jawab
bersama termasuk dan terutama oleh sang ayah.
Acara yang dipusatkan di Kabupaten Bondowoso ini dibuka oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM, yang menegaskan pentingnya keterlibatan aktif ayah dalam setiap tahap tumbuh kembang anak.
“Kita ingin membangun budaya pengasuhan yang setara. Ketika ayah
hadir secara emosional dan fisik dalam kehidupan anak, maka kepercayaan diri,
stabilitas emosi, hingga karakter anak akan berkembang lebih kuat,” ujar Maria
Ernawati dalam sambutannya.
Seri ke-4 KERABAT ini menghadirkan para tokoh penting di bidang
pengasuhan dan ketahanan keluarga, di antaranya Kepala Dinas Sosial P3AKB
Kabupaten Bondowoso, Anisatul Hamidah, M.Si dan Dr. Laily Abida, M.Psi.,
Psikolog Klinis, yang juga dikenal sebagai Wakil Ketua I STAIMA Al-Hikam Malang
serta owner Aruna Psychology.
Dalam pemaparannya, Dr. Laily menegaskan bahwa kehadiran ayah dalam pengasuhan berdampak langsung pada pembentukan identitas anak, keterampilan sosial, serta daya tahan psikologis anak di masa depan.
“Peran ayah bukan hanya sebagai pelindung atau pencari nafkah,
tetapi juga sebagai figur afektif yang memperkuat kesehatan mental anak.
Kehangatan, keteladanan, dan kedekatan emosional dari seorang ayah adalah
fondasi penting bagi tumbuh kembang optimal anak,” jelas putri kelima
Almagfullah KH. Hasyim Muzadi.
Dalam forum tersebut, Dr. Laily juga menegaskan komitmen STAI
Ma’had Aly Al-Hikam Malang (STAIMA) untuk mendukung program-program penguatan
keluarga melalui pengembangan Prodi Psikologi Islam dan kolaborasi aktif
bersama BKKBN dan pemerintah daerah.
“STAIMA memiliki visi besar dalam menguatkan peran pendidikan
tinggi dalam ketahanan keluarga melalui Pusat Studi Gender Perempuan dan Anak
(PSGAI). Pengasuhan adalah isu lintas ilmu dan lintas generasi, dan kami siap
berkolaborasi melalui pusat studi, pengabdian masyarakat, maupun program
akademik seperti Prodi Psikologi Islam yang sedang kami kembangkan,” terang Dr.
Laily.
Kegiatan TAMASYA di KERABAT ini merupakan bagian dari Quick Win
Kemendukbangga/BKKBN yang konsisten menghadirkan edukasi pengasuhan kepada
masyarakat melalui program unggulan seperti GENTING, GATI, SIDAYA, dan
SuperApps Keluarga.
Menariknya, dalam seri kali ini banyak ayah hadir langsung dan
antusias mengikuti kelas pengasuhan. Ini menjadi bukti bahwa gerakan pengasuhan
setara semakin diterima dan dipraktikkan oleh keluarga Indonesia.
Dengan pelaksanaan secara daring dan luring, TAMASYA memberi ruang
inklusif bagi para orang tua untuk belajar sambil tetap menjalankan peran
domestik dan profesional. Melalui kolaborasi kuat antara BKKBN Provinsi Jawa
Timur, Pemkab Bondowoso, dan institusi pendidikan seperti STAIMA Al-Hikam,
program ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak keluarga dan menyiapkan
generasi emas 2045 sejak dari rumah.
TAMASYA di KERABAT bukan hanya kelas pengasuhan, tetapi gerakan
bersama untuk membentuk rumah sebagai sekolah pertama dan ayah sebagai pendidik
utama.