Seminar Kepesantrenan 2025: Menghidupkan Warisan KH. A. Hasyim Muzadi
STAIMA - Dalam upaya memperkuat peran strategis mahasantri sebagai
kader umat dan bangsa, STAIMA Al-Hikam Malang sukses menggelar Seminar
Kepesantrenan 2025 dengan tema “Peran Strategis Mahasantri sebagai Kader Umat
dan Kader Bangsa”.(03/1).
Acara yang berlangsung di halaman utama kampus ini dihadiri oleh ratusan peserta, mulai dari mahasantri hingga seluruh pengurus PESMA Al-Hikam Malang dan STAIMA Al-Hikam Malang.
Acara dibuka dengan sambutan penuh makna dari Dr. Mochamad
Nurcholiq, M.Pd., Ketua STAIMA Al-Hikam Malang mengajak seluruh peserta untuk
menjadikan seminar ini sebagai momen untuk lebih mengenal sosok KH. Ahmad
Hasyim Muzadi.
“Semoga apa yang disampaikan oleh narasumber hari ini dapat menjadi bekal berharga untuk menggali ilmu, pengalaman, dan wawasan,” tutur Dr. Nurcholiq.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Drs. KH. Muhammad Nafi’,
Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang, menekankan pentingnya memahami
motto dan filosofi Pesantren Al-Hikam serta pandangan integralis KH. A. Hasyim
Muzadi.
“Kita harus belajar bagaimana beliau memandang kebangsaan dan negara dengan perspektif yang menyatukan,” ungkap KH. Nafi’.
Seminar ini menghadirkan pembicara istimewa, KH. Muhammad Adnan,
yang pernah menjabat sebagai Ketua PWNU Jawa Tengah (2000-2013) dan kini menjadi
pengasuh Pesantren Mahasiswa Kebangsaan Semarang.
Sebagai salah satu murid ideologis KH. A. Hasyim Muzadi, beliau memberikan wawasan mendalam mengenai pendidikan pesantren, akhlak, dan hadis sebagai kekhasan sistem pendidikan Indonesia.
KH. Muhammad Adnan mengingatkan pentingnya menjaga nilai-nilai
pesantren sebagai pusat pembentukan ulama yang berjiwa ilmiah. “Pesantren harus
menjadi sarana membimbing santri agar mampu membesarkan NU tanpa mementingkan
diri sendiri. Jika NU besar, kita akan ikut besar. Namun jika kita hanya
membesarkan diri sendiri, NU akan mengecil,” tegas beliau.
Lebih lanjut, KH. Muhammad Adnan juga mengisahkan kepemimpinan luar biasa KH. A. Hasyim Muzadi dan memuji keahlian pidato dan humor KH. Hasyim Muzadi yang mampu mempersatukan berbagai elemen bangsa.
KH. Muhammad Adnan turut membahas pemikiran logis KH. A. Hasyim Muzadi yang selalu menghormati pendapat orang lain. “Beliau meyakini bahwa keberanian bertanya akan melahirkan keberanian untuk menjelaskan. Ini adalah jiwa kepemimpinan yang perlu dipelajari oleh para mahasantri,” jelas beliau
Seminar ini mendapat sambutan hangat dari para peserta yang terlihat antusias menyimak setiap materi yang disampaikan. Banyak dari mereka yang merasa termotivasi untuk lebih memahami peran strategis mahasantri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan suksesnya Seminar Kepesantrenan 2025 ini, STAIMA Al-Hikam
Malang kembali menegaskan komitmennya untuk mencetak generasi ulama yang
memiliki visi kebangsaan dan keilmuan yang kokoh, sebagaimana yang
dicita-citakan oleh KH. Ahmad Hasyim Muzadi.